Selasa, 10 Mei 2016

Cerita Dewasa Kejadian Ngentot Di Sekolah

{ Nonton Juga Ya Film Dewasa DisiniFILM SEMI Online }

Cerita DewasaHi, Kembali saya bakal bercerita pengalamanku di sekolahku. Mungkin saja Anda telah lihat kisah cinta sekolah milikku. Kesempatan ini saya bakal bercerita pengalamanku yang tidak kalah menarik dengan narasi itu. Namaku Alex. Saya sekolah di satu diantara SMU terpenting di Semarang.
Cerita Dewasa Kejadian Ngentot Di Sekolah
Dua bulan setelah aku menikmati threesome-ku bersama Fanny dan Christina, aku menambah lagi daftar cewek yang pernah bercinta denganku. Ketika itu, sekolahku sedang mengikuti persiapan untuk lomba basket HEXOS Cup.
Sebagai pemain inti tentu saja aku mengikuti program latihan yang diberikan oleh pelatih. Kami diharuskan menginap di sekolah untuk suatu latihan. Yah, terpaksa aku menginap juga di sekolah. Ternyata yang menginap tidak hanya tim basket putra tetapi juga tim basket putri.
Dalam hati aku bersorak gembira karena di tim basket putri di sekolahku terdapat banyak cewek cantik. Apalagi pakaian tim cewek memang sangat sexy. Memang mereka bisa main basket, cuma yang bisa bermain bagus hanya satu atau dua orang saja.
Aku datang ke sekolah pukul 16:00 WIB. Setelah menaruh tasku di kelas, aku segera bergabung dengan teman-temanku.
Saat itu langit masih agak terang, sehingga aku masih bisa bermain di lapangan basket yang outdoor. Latihan berjalan seperti biasa. Pemanasan, latihan lay-up dan permainan. Seperti biasa, putra dan putri dicampur.
Jadi di satu tim terdapat 3 cowok dan 2 cewek. Aku main seperti biasa tidak terlalu ngotot. Saat itu tim lawan sedang menekan timku. Vineta sedang melakukan jump shoot, aku berusaha menghalanginya dengan melakukan blocking.
Namun usahaku gagal, tanganku justru menyentuh bagian terlarangnya. Aku benar-benar tidak bermaksud menyentuh dadanya. Memang dadanya tidak terlalu besar namun setelah menyentuhnya kurasakan payudaranya sangat kenyal.
Lalu aku meminta maaf kepadanya. Vineta pun menerima maafku dengan wajah agak merah. Setelah itu giliran timku melakukan serangan. Lagi-lagi aku berhadapan dengan Vineta. Aku berusaha menerobos defend dari Vineta.
Namun tak sengaja aku menjatuhkan Vineta dan aku dikenai personal foul. Aku mencoba membantu Vineta berdiri. Kulihat kakinya berdarah, lalu kutawarkan untuk mengantarkannya membesihkan luka itu. Vineta pun menerima ajakanku.
Kami pun berjalan menuju ke ruang guru yang jaraknya memang agak jauh dengan lapangan basket. Vineta berjalan tertatih-tatih, maka kubantu ia bejalan. Saat itu sekolahku sudah kosong semua, hanya tinggal kami tim basket dan karyawan sekolah.
Sesampainya di ruang guru, aku segera mengambil peralatan P3K. Kubasahi luka di paha kiri Vineta dengan perlahan. Sesekali Vineta mendesah kesakitan. Setelah kucuci lukanya, kuberi obat merah dan kuperban kakinya.
Saat menangani lukanya, baru kusadari bahwa Vineta juga memiliki kaki yang menurutku sangat sexy. Kakinya sangat panjang dan mulus. Apalagi dia hanya mengenakan celana pendek. Kuarahkan pandanganku ke atas.
Dadanya tidak terlalu besar, namun cukuplah bagi cewek berusia 16 tahun. Oh ya.. Vineta berusia 16 tahun, rambutnya lurus panjang sebahu, kulitnya putih mulus, dia Chinese sepertiku. Tingginya 172 cm dan beratnya kira-kira 50 kg.
Tiba-tiba kudengar erangan Vineta yang membangunkanku dari lamunanku.
“Ada apa Vin?” kutanya dia dengan lembut.
“Kakiku rasanya sakit banget.” jawabnya.
“Di mana Vin?” tanyaku dengan agak panik.
“Di sekitar lukaku..”
Kupegang daerah di sekitar lukanya dan mulai memijatnya. Penisku lama-lama bangun apalagi mendengar desahan Vineta. Tampaknya ini hanya taktik Vineta untuk mendekatiku. Aku pun tak bisa berpikir jernih lagi.
Segera saja kulumat bibir Vineta yang indah itu. Vineta pun tak mencoba melepaskan diri. Ia sangat menikmati ciumanku. Perlahan, Vineta pun membalas ciumanku. Tanganku mulai merambah ke daerah dadanya.
Kuraba dadanya dari luar bajunya yang basah oleh keringat. Vineta semakin terangsang. Kucoba membuka bajunya, namun aku tidak ingin buru-buru. Kuhentikan seranganku. Vineta yang sudah terangsang agak kaget dengan sikapku.
Namun aku menjelaskan bahwa aku tak ingin terburu-buru dan Vineta pun dapat memahami alasanku walaupun ia merasa sangat kecewa. Kemudian aku membantunya kembali ke lapangan. Sebelum kembali ke lapangan aku mencium mulutnya sekali lagi.
Kami pun berjanji untuk bertemu di ruang kelas IB setelah latihan selesai. Dalam hati aku berjanji bahwa aku harus merasakan kenikmatan tubuhnya. Sisa latihan malam itu pun kulakukan dengan separuh hati.
Setelah latihan, kami semua mandi dan beristirahat. Kesempatan bebas itulah yang kami gunakan untuk bertemu. Di ruang kelas itu kami saling mengobrol dengan bebas. Aku pun tahu bahwa Vineta belum pernah memiliki pacar sebelumnya dan kurasa dia menaruh hati padaku. Perasaanku padanya biasa-biasa saja.
Namun mendapat kesempatan ini aku pun tak ingin melewatkannya. Kami pun mengobrol dengan santai. Vineta pun bermanja-manja denganku. Kepalanya disandarkan ke bahuku dan aku pun membelai rambutnya yang wangi itu.
Entah siapa yang memulai, kami saling berpagutan satu sama lain. Bibirnya yang hangat telah menempel dengan bibirku. Lidah kami pun saling beradu. Kuarahkan ciumanku ke bawah. Kupagut lehernya dengan lembut sehingga Vineta mendesah.
Tanganku mulai aktif melancarkan serangan ke dada Vineta. Kurasakan payudara Vineta mulai mengeras. Kusingkap T-Shirt pink miliknya dan terlihatlah payudara Vineta terbungkus Triumph 32B. Ketika aku akan melancarkan seranganku, Vineta tiba-tiba melarang. Kali ini dia yang belum siap.
Rupanya ia ingin melakukannya secara utuh denganku di suatu tempat yang pantas. Aku pun memahami maksudnya. Akhirnya kami hanya berciuman saja.
Keesokan harinya, kami kembali melakukan latihan basket. Namun Vineta hanya melakukan latihan ringan saja. Pukul 13:00 kami boleh pulang ke rumah masing-masing. Kutawarkan tumpangan kepada Vineta. Aku memang membawa mobil sendiri ke sekolah.
Kuantarkan ke rumahnya di sebuah jalan besar. Sesampainya di sana, aku diajaknya masuk ke rumahnya. Aku tahu bahwa Vineta tidak tinggal bersama orang tuanya. Orang tuanya terlalu sibuk mengurus bisnis mereka.
Vineta memang anak orang kaya. Pertama-tama aku minta ijin memakai kamar mandinya untuk mandi sejenak. Setelah selesai, aku menunggu di kamarnya. Kamarnya cukup luas. Suasananya pun cukup enak. Aku kini mengerti mengapa Vineta tak ingin melakukannya di kelas. Vineta juga sedang mandi rupanya. Memang cewek kalau mandi itu agak lama.
Tak lama, Vineta keluar dari kamar mandi dengan mengenakan T-Shirt Hello Kitty berwarna biru muda dengan celana pendek. Lalu kami pun berbincang-bincang. Aku pun memuji kecantikannya. Setelah agak lama berbincang, kami saling memandang dan kami pun mulai berciuman.
Ciuman kali ini sangat kunikmati. Kuraba dengan lembut payudara Vineta. Kemudian kubuka baju Vineta dan terlihatlah BH hitam membungkus payudara yang sangat indah. Aku termenung sejenak lalu mulai melepas pakaianku dan pakaiannya.
Aku sudah telanjang sedangkan Vineta masih mengenakan pakaian dalam berwarna hitam. Kulanjutkan ciumanku di dada Vineta. Vineta melenguh perlahan menikmati perlakuanku.
Perlahan-lahan kuarahkan mulutku di antara dua belahan pahanya yang mulus. Lalu kusentuh permukaan celana dalamnya yang sexy dengan ujung lidahku. Badan Vineta seperti mengejang perlahan.
Kuliarkan lidahku di celana dalamnya. Vineta pun mendesah nikmat karena lidahku mengenai klistorisnya. Kulepas BH dan CD-nya hingga tampaklah sesosok tubuh yang sangat indah dan proporsional. Tubuhnya tak kalah dibandingkan Fanny maupun Christina (baca: SCHOOL LOVERS).
Kembali aku mempermainkan buah dadanya. Buah dadanya sudah mulai menegang dan bentuknya pun menjadi sangat indah walaupun tidak besar. Kugigit-gigit lembut putingnya yang menegang keras. Kuturunkan ciumanku ke arah rambut-rambut halus yang tertata rapi di bagian bawah tubuhnya. Kucium harum khas kemaluan Vineta.
Kujulurkan lidahku masuk ke dalam belahan kemaluannya dan berusaha menemukan klistorisnya. Ketika kutemukan daging kecil itu, Vineta mengeluarkan desahan-desahan yang sangat merangsang diriku. Aku semakin bergairah untuk merasakan sempitnya kemaluannya. Kemaluannya terus kulumat dengan lidahku.
Tak lama kemudian, kurasakan kepalaku dijepit oleh kedua belah paha Vineta. Badan Vineta mulai mengejang, melonjak dan melengkungkan tubuhnya sesaat. Vineta telah mencapai orgasme pertamanya bersamaku.
Kubiarkan ia menikmati gelombang orgasme pertamanya selama beberapa menit dengan terus memainkan lidahku dengan lembut di daerah sensitifnya. Kemudian Vineta terbaring lemas karena gelombang orgasme yang telah melandanya tadi. Ia sangat menikmati orgasme nya tadi.
Memahami kebutuhanku, Vineta kembali aktif. Vineta meraih batang kemaluanku dan menyentuhkan lidahnya ke kepala penisku. Kurasakan hisapannya masih malu-malu. Tapi terus kumotivasi dia dengan ucapan-ucapan kotor.
Dan usahaku berhasil. Lama-lama Vineta tidak lagi merasa canggung. Hisapannya mulai membuatku mendesah. Ukuran mulut Vineta pas sekali dengan lebar penisku. Jadi kenikmatan yang kudapat sangatlah nikmat.
Aku pun tak mau diam. Kuraih kedua paha Vineta dan kubenamkan kepalaku diantaranya. Sehingga kami membentuk sikap 69. Rangsangan-rangsangan yang telah menjalari tubuh kami berdua rupanya sudah semakin hebat dan tak dapat ditahan lagi. Vineta bergulir ke sampingku, memutar posisi tubuhnya sehingga kami dapat berciuman sejenak.
Aku bertanya, “Vin, aku masukkan ya?” Dengan lemah, Vineta pun menganggukkan kepala. Kubaringkan tubuhnya ke ranjang, kuangkat kedua belah tungkainya yang muluh ke bahuku. Kuarahkan kepala kemaluanku menuju ke arah kemaluannya.
Lalu kumasukkan kepalanya dahulu ke dalam milik Vineta. Rupanya kemaluan Vineta sangat sempit. Tidak dapat kumasuki. Vineta mendesah kesakitan sambil melonjak ketika aku mencoba menekannya. Sebenarnya aku senang mendapat vagina yang begitu sempit.
Namun aku sangat kesulitan memasukkannya. Aku sudah sangat bersusah payah melakukannya. Aku sangat berhati-hati dalam melakukannya, karena aku tak mau menyakiti Vineta. Aku merasa kasihan pada Vineta.
Vineta terpaksa harus menahan gejolak nafsu dalam dirinya karena hal ini. Wajahnya terlihat sangat menderita. Terpaksa kuambil jalan pintas. Kumasukkan sekali lagi kepala kemaluanku ke dalam lubang kemaluan Vineta dan kudorong sekuat tenaga, namun gagal. Justru aku kesakitan sendiri. Vineta pun menjerit kesakitan. Kucoba menenangkannya sebentar. Lalu kucoba lagi.
Setalh 5 menit akhirnya berhasil. Penisku ternyata dapat masuk seluruhnya ke dalam milik Vineta. Dapat dikatakan sangat pas. Kurasa milik Vineta sangat dalam, karena dari semua cewek yang pernah ML denganku, vaginanya tak ada yang dapat menampung milikku. Paling-paling hanya 3/4-nya. Mungkin karena Vineta itu tinggi sehingga vaginanya juga dalam.
Setelah masuk semua, kudiamkan beberapa saat agar Vineta terbiasa. Lalu penisku mulai kutekan-tekankan perlahan-lahan. Vineta masih mendesah kesakitan. Walau penisku dapat masuk semuanya tapi ini sangat terasa sempit.
Lama-lama kugerakkan agak cepat. Vineta sudah dapat mengikuti permainanku. Ia sudah dapat mendesah nikmat. Klistorisnya tergesek terus oleh milikku. Setelah agak lama, kuganti posisi. Aku berada terlentang di ranjang dan Vineta berada di atasku menghadap ke arahku. Dengan posisi ini, Vineta dapat mengatur sendiri kecepatan penisku.
Vineta menggerakkan sendiri pantatnya. Aku pun menaikkan pantatku saat Vineta menurunkan pantatnya. Tanganku pun berada di kedua bukit kembarnya. Sensasi ini sungguh luar biasa. Vineta sangat menikmati permainan ini. Vineta mendesah lantang dan ia bergerak semakin seru setiap kali kejantananku menghantam ujung rahimnya.
Gerakan kami berdua semakin cepat dan semakin melelahkan, sampai akhirnya Vineta mengejang dan membusurkan badannya kembali. Gelombang orgasme kedua telah melandanya. Ia tampak masih berusaha meneruskan gerakan-gerakan naik turunnya untuk memperlama waktu orgasmenya yang kedua sebelum akhirnya merebahkan tubuhnya yang lemas di atas tubuhku dan terdiam untuk beberapa saat. Tubuhnya bermandikan keringat. Aku menatap wajahnya yang menunjukan rasa bahagia.
Setelah memulihkan tenaga sesaat. Kembali aku melakukan permainan. Kali ini doggy style. Kubimbing ia pada posisi itu. Aku berdiri di belakangnya dan menusukkan penisku ke dalam miliknya. Kugerakkan penisku perlahan, namun lama-lama semakin cepat. Vineta berulangkali mendesah sambil mengucapkan kata-kata kotor yang tak dapat kubayangkan mampu keluar dari mulut gadis cantik seperti dia.
Sampai akhirnya aku merasakan spermaku sudah mengumpul di penisku. Kukatakan padanya aku hampir orgasme. Dia pun hampir orgasme. Kupercepat laju penisku di dalam vaginanya. Kubuat agar Vineta keluar terlebih dahulu.
Vineta pun meraih orgasmenya yang ketiga. Kubiarkan penisku di dalam vaginanya untuk menambah sensasi baginya, walau aku harus mati-matian menahan laju spermaku agar tidak muntah di dalam. Kemudian, kucabut penisku dan kumasukkan dalam mulutnya. Spermaku ternyata tidak mau keluar. Vineta pun berinisiatif mengulum penisku.
Tak lama kemudian, spermaku muncrat di dalam mulutnya. Spermaku keluar banyak sekali. Vineta kaget, namun ia segera menelannya. Kami diam sesaat. “Vin, kamu masih kuat untuk main lagi?” tanyaku nakal.
“Tentu donk..” jawabnya mesra. Vineta memang memiliki stamina yang kuat. Walaupun tubuhnya telah basah oleh peluh keringat, ia masih belum capai.
Setelah penisku kembali tegang, aku duduk dan Vineta duduk di atasku. Kumasukkan kembali penisku ke dalam vaginanya. Kali ini sudah tidak sesulit tadi walaupun masih agak rapat. Kugoyangkan pantatnya untuk meraih kenikmatan.
Kugesek-gesek klistorisnya dengan penisku. Vineta kembali bergairah menyambutnya. Lalu kucoba menusukkan penisku keras-keras. Rasanya sungguh luar biasa. Vineta sangat menyukai tusukan itu. Ketika spermaku sudah mengumpul lagi, aku berganti posisi. Vineta kutidurkan terlentang lalu aku tengkurap di atasnya.
Kugerakkan pantatku naik turun dengan cepat. Namun Vineta kurang menyukai posisi ini. Kuanjurkan dia untuk tengkurap di atas ranjang dan aku di atasnya. Seperti kura-kura saling menumpang. Kumasukkan penisku ke dalam liang kenikmatannya. Vineta kembali merasakan rasa puas.
Kugerakkan penisku dengan cepat. Vineta akhirnya keluar juga untuk yang keempat kalinya. Aku pun mengeluarkan spermaku lagi di kedua belah dadanya. Kami pun tertidur selama beberapa jam. Ketika aku bangun, jam sudah menunjukkan pukul 19:30. Aku pun mencoba bangkit dari ranjang.
Vineta pun terbangun. Saat itulah Vineta mengungkapkan perasaannya padaku. Kuterima cintanya dengan tulus. Kami pun berpacaran. Setelah 5 bulan berpacaran, kami pun putus dengan baik-baik. Namun saya tetaplah menyenanginya. Vin, dimana juga anda, bila kau membaca narasi ini. Ingatlah senantiasa kepadaku! 
Cerita Sex 2016 | Cerita Dewasa | Cerita Mesum | Cerita Ngentot | Cerita Tante Sange | Cerita ABG Bispak | Cerita Memek Perawan | Cerita Sedarah | Cerita Telanjang | Tips Bercinta | Foto Hot Bugil

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com