Minggu, 15 Mei 2016

Cerita Dewasa - Aku Pasrah Di Apa Apain

{ Nonton Juga Ya Film Dewasa DisiniFILM SEMI Online }

Cerita Dewasa - Rodalku merasa berdenyut serta pada akhirnya saya mengeluarkan didalam lubang satunya, lalu mbak Vira terlentang di atasku, mulutnya tersenyum penuh dengan kenikmatan apa yang baru kami kerjakan, saat itu ada acara pesta dirumah mba vira serta saya minta bermalam di sini hingga paginya, tidak merasa sinar matahari yang masuk di jendela bangunkanku 

Cerita Dewasa - Aku Pasrah Di Apa Apain

Sesudah nyaris semalam penuh saya rasakan enaknya bersetubuh dengan Mbak Rina serta Mbak Vera. Serta saya baru pulang dari tempat tinggalnya kerumah Mas iwan jam 05. 00 dinihari. 

Dengan sedikit bermalas-malasan, saya pergi ke kamar mandi bersihkan tubuh. Usai mandi tubuh rasa-rasanya fresh sekali. Siang itu kurasakan lain dari umumnya, tempat tinggal Mas Iwan terlihat sepi sekali. Oh ya, saya baru ingat bila hari ini, Mas Iwan mengantar Tante Sari kondangan ke kampung samping. Jadi yang ada dirumah cuma Mbak Erna serta Saya. 

Dengan cuma kenakan handuk yang kulilitkan dipinggangku, saya pergi ke dapur. Bikin secangkir kopi. Hingga didapur kudapati Mbak Erna tengah membersihkan piring. 

Pagi Mbak, sapaku. 

Mbak Erna tidak menjawab sapaanku. Mukanya cemberut. Saya heran, tumben Mbak Erna demikian, umumnya dia begitu ramah padaku. 

Ada apa sih Mbak, kok cemberut demikian, tanyaku lagi. Mbak geram serupa saya? atau Mbak tidak suka ya, saya di sini, imbuhku. 

Mbak erna masihlah diam saja, membuatku tidak enak hati serta bertanya-tanya dalam hati. 

Ok, Mbak. Bila Mbak tidak suka, saya pulang saja deh, Jangan-jangan pulang Don, saya tidak geram serupa anda, sahutnya sembari menarik tanganku. Habis Mbak geram serupa siapa? Bisa tahu kan Mbak? tanyaku lagi. 

Ok, Mbak bakal kasih tahu, namun janganlah katakan serupa siapa-siapa ya!, jawabnya. Saya janji Mbak, kataku 
meyakinkannya. Don, saya lagi jengkel serupa Mas Iwan, kata Mbak sari. Jengkel mengapa Mbak, sebagai. Akhir-akhir ini, Mas Iwan dingin sekali padaku Don, tuturnya sembari merebahkan kepalanya didadaku. 

Tiap-tiap saya pingin begituan, dia senantiasa menampik, paparnya sembari tersipu malu. Mungkin saja Mas Iwan lagi capek Mbak, hiburku sembari kuusap-usap rambutnya. Ah, masak tiap-tiap malam capek, sahutnya. Mungkin saja ada yang dapat saya bantu, untuk menyingkirkan kekesalan Mbak, pancingku. 

Mbak Erna tidak menjawab pertanyaanku. Sebagai orang yang cukup memiliki pengalaman masalah seks, saya tahu Mbak Erna begitu kesepian serta inginkan jalinan sexsual. Jadi dengan membulatkan tekad, kukecup lembut keningnya. 

Serta kurasakan remasan halus tangannya yang masihlah memegang tanganku. Terasa memperoleh tanggapan positif, kugerakkan bibirku menciumi ke-2 pipinya serta berhenti dibelahan bibir mungilnya. 

Mbak Ernapun membalas kecupanku pada bibirnya dengan kuluman yang hangat, penuh gairah. kukeluarkan lidahku, mencari lidahnya. Kuhisap-hisap serta kusedot-sedot. Kulepaskan tanganku dari genggamannya serta kugerakkan menggerayangi badan Mbak Erna. 

Serta perlahan kususupkan tangan kananku kebalik gaun tidurnya. Serta kurasakan halusnya punggung Mbak Erna. Sesaat tangan kiriku meremas-remas pantatnya yang padat. Mbak Erna melepas semua bajunya. Supaya saya lebih leluasa menggerayangi badannya. 

Sesudah semuanya lepas jadi terpampanglah panorama yang mengagumkan. Dengan terang saya dapat lihat buah dadanya yang montok, perutnya yang ramping serta vaginanya yang dicukur bersih. Bikin nafsu birahiku makin menjadi-jadi serta kurasakan penisku menegang. Akupun melepas kulumanku pada bibirnya serta dengan sedikit membungkukkan tubuhku. Saya mulai menjilati buah dadanya yang mulai mengeras, dengan cara bertukaran. 

Senang menjilati buah dadanya, jilatanku kupindahkan ke perutnya. Serta kurasakan halusnya kulit perut Mbak Erna. Mbak Erna tidak ingin ketinggal, ditariknya handuk yang melilit dipinggangku. Dengan sekali sentakan saja, handukku lepas.

Aow, besar sekali don penismu, decaknya mengagumi akan, sembari memandangi penisku yang sudah menegang serta mengacung-ngacung sesudah handukku lepas. Mbak Erna menggerakkan tangannya, mencapai batang penisku. Diusap-usapnya dengan lembut lalu dikocok-kocoknya, bikin batang penisku makin mengeras. 

Tidak merasa telah dua puluh menit berlalu, Kusudahi jilatanku pada perutnya. Kuangkat badannya serta kududukkan di atas meja dapur. Ke-2 pahanya kubuka lebar-lebar. Serta terpampanglah di depanku bukit kecil yang dicukur bersih. 

Bibir vagina yang memerah dengan satu daging kecil yang tersembul diatasnya. Kubungkukkan badanku serta kudekatkan wajahku ke selangkangannya. Serta saya mulai menjilati pahanya yang putih mulus, dihiasi bulu-bulu halus. Sembari tanganku meraba-raba vaginanya. 

Sebagian menit berlalu, kupindahkan jilatanku dari pahanya ke vaginanya. Awal mula kujilati bibir vaginanya, selalu kebagian dalam vaginanya. Lidahku menari-nari di dalam lubang vaginanya yang basah. 

Ohh.. selalu.. Don.. selalu.. Nik.. Matt, serunya tertahan. Membuatku makin semangat menjilati lubang vaginanya. Kusedot-sedot klitorisnya. Pantat Mbak Erna terangkat-angkat terima jilatanku. Ditariknya kepalaku, dibenamkannya pada selangkangannya. 

Ohh.. Don.. Saya.. Tidak.. Tahan.. Masukin Don.. Masukin penismu, pintanya menghiba. 

Kuturuti kemauannya. Saya lalu berdiri. Kuangkat ke-2 kakinya tinggi-tinggi, sampai ujung jari kakinya ada di atas bahuku. Kudekatkan penisku keselangkangannya. Mbak Erna mencapai penisku serta membimbingnya ke lubang vaginanya. Kudorong maju pantatku sampai kepala penisku masuk ke lubang vaginanya. 

Saya diam sesaat mengatur posisi agar tambah nyaman, lantas kudorong pantatku lebih keras, bikin semua batang penisku masuk ke lubang vaginanya. Kurasakan penisku dijepit serta dipijit-pijit lubang vaginanya yang sempit. Vaginanya penuh sesak lantaran besarnya batang penisku. 

Aow.. Pelan-pelan.. Don.. penismu gede sekali, pekiknya, saat saya mulai memaju mundurkan pantatku, bikin penisku keluar masuk dari lubang vaginanya. 

Tidak merasa telah tiga puluh menit saya memaju mundurkan pantatku. Serta kurasakan vagina Mbak Erna berkedut-kedut. Serta otot-otot vaginanya menegang. 

Ohh.. Don.. Saya.. Keluarr.. Sayang teriaknya lantang. Sedetik lalu kurasakan cairan hangat keluar dari vaginanya. Serta Mbak Erna meraih orgasmenya. Mbak Erna tahu bila saya belum meraih puncak kesenangan. Dia turun dari atas meja dapur. Lalu berjongkok di hadapanku. Dicapainya penisku serta dikocok-kocok dengan tangan kanannya sedang tangan kirinya meremas-remas buah pelirku. 

Akhh.. Mbak.. Enak.. Nikk.. Mat.. selalu, seruku, saat Mbak Erna mulai menjilati batang penisku. Dari kepala sampai pangkal penisku dijilatinya. Mataku merem melek rasakan enaknya jilatan Mbak Erna. Saya makin terasa nikmat saat Mbak Erna memasukkan penisku ke mulutnya yang mungil. 

Serta mulai mengulum batang penisku. Mbak Erna memaju mundurkan mulutnya, bikin penisku keluar masuk dari mulutnya. Sesaat tangannya mengocok-ngocok pangkal penisku. 

Oohh.. Mbak.. Akuu.. Tidak.. Tahan, teriakku. 

Serta kurasakan penisku berkedut-kedut makin lama makin cepat. Kujambak rambutnya serta kubenamkan kepalanya diselangkanganku. 

Mbak.. Akuu.. Ke.. Luarr, teriakku lagi lebih keras. Mbak Erna makin cepat memaju mundurkan mulutnya. Serta crott! crott! crott! penisku memuntahkan sperma yang begitu banyak di mulutnya. Mbak Ernapun menelannya tanpa ada beberapa sangsi. Serta tanpa ada rasa jijik sedikitpun dia menjilati beberapa bekas spermaku hingga bersih. 

Terimakasih Don, anda sudah memberiku kenikmatan, pujinya sembari tersenyum. Keduanya sama Mbak, saya juga begitu senang, sahutku. Mbak masihlah ingin lagi kan, tanyaku. Ingin dong, namun kita mandi dahulu yuk, ajaknya. 

Lalu kami mencapai baju semasing untuk setelah itu berbarengan pergi ke kamar mandi bersihkan tubuh. Setelah mandi, masihlah keduanya sama telanjang, kubopong badannya menuju taman selain tempat tinggal. Saya menginginkan melakukan yang diimpikanku sampai kini, yakni bersetubuh di tempat terbuka. 

Don.. Janganlah di sini sayang, kelak diliat orang, protesnya. Kan tidak ada siapa-siapa dirumah Mbak, sahutku. 

Mbak Ernapun tak memprotes lagi, mendengar jawabanku. Sembari berdiri kupeluk erat badannya. Kulumat bibirnya. Mbak Erna membalas lumatan bibirku dengan pagutan-pagutan hangat. Cukup lama kami bercumbu, lalu saya duduk dikursi taman.  

Serta kusuruh Mbak Erna berjongkok di hadapanku. Mbak Erna tahu maksudku. Dicapainya batang penisku yang masihlah layu. Dielus-elusnya lembut lalu dikocok-kocok dengan tangannya. 

Sesudah penisku mengeras Mbak Erna menyudahi kocokkannya, dia mendekatkan berwajah ke selangkanganku. Lidahnya dijulurkan serta mulai menjilati kepala penisku. Lidahnya berputar-putar dikepala penisku, lalu turun kepangkalnya. 

Oohh.. selalu.. Mbak.. Nikmat banget desahku. Isepp.. Mbak.. Isep, pintaku. Mbak Erna menuruti kemauanku. 

Dimasukkannya penisku kemulutnya. Nyaris sepertiga batang penisku masuk ke mulutnya. Sembari tersenyum padaku, dia mulai memaju mundurkan mulutnya, bikin penisku maju keluar masuk dimulutnya. 

Mbak.. Saya.. Tidak.. Tahan, seruku. Mbak Erna lalu naik ke pangkuanku. Vaginanya cocok ada di atas selangkanganku. Dicapainya penisku serta dibimbingnya ke lubang vaginanya. Mbak Erna mulai turunkan pantatnya, sedikit untuk sedikit batang penisku masuk ke lubang vaginanya makin lama makin dalam. Sampai semua batang penisku masuk ke lubang vaginanya. 

Tidak lama kemudian Mbak Erna mulai menaik turunkan pantatnya. Sesekali digoyang-goyangkan pantatnya kekiri-kekanan. Saya tidak ingin kalah, kusodok-sodokkan pantatku ke atas selaras dengan goyangan pantatnya. 

Ohh.. Don.. Saya.. Mauu.. Ke.. luarr, teriaknya sesudah nyaris tiga puluh menit menggoyang badanku. Serta kurasakan otot-otot vaginanya menegang. Tangannya mencengkeram dadaku dengan keras. Tidak lama kemudian kurasakan cairan hangat merembes dilubang vaginanya.

Saya tidak menginginkan mengecewakanmu Don, tuturnya sembari tersenyum. Dia menarik penisku keluar dari lubang vaginanya, lalu memasukkannya ke lubang anusnya. Mbak Erna rupanya tahu kesenanganku. Walau agak sulit, pada akhirnya dapat pula semua batang penisku masuk ke lubang anusnya. Perlahan-lahan namun tentu Mbak Erna mulai menaik turunkan pantatnya. Membuatku rasakan nikmat yang tidak ada taranya. 

Cukup lama Mbak Erna menggoyang-goyangkan pantatnya, lalu kami bertukar posisi. Kusuruh dia menungging, membelakangiku dengan tangan bertumpu pada kursi taman. Kugenggam penisku serta kuarahkan pas ke lubang anusnya. 

Kudorong sedikit untuk sedikit, hingga semuanya amblas tertelan lubang anusnya. Lantas kudorong pantatku maju mundur. Kurasakan enaknya lubang anus Mbak Erna. Sembari kucucuk-cucuk lubang vaginanya dengan jari-jariku. Bikin nafsu birahi Mbak Erna bangkit lagi. Mbak Erna menyeimbangi gerakkanku dengan mendorong-dorong pantatnya selaras gerakkan pantatku. 

Saya makin mempercepat gerakkan pantatku, saat kurasakan bakal meraih orgasme. Demikian pula jari-jariku makin cepat mencucuk vaginanya. 

Mbak.. Mbak.. Akuu.. Ingin.. Keluar, seruku. Akuu.. Juga.. Don, sahutnya. 

Serta kurun waktu yang nyaris berbarengan, kami meraih orgasme. Kutarik penisku dari lubang anusnya, serta kutumpahkan spermaku dipunggungnya. Mbak Erna lalu membalikkan tubuhnya serta berdiri, sembari memohonku duduk kursi taman. 

Didekatkannya selangkangannya kewajahku. Ditariknya rambutku serta dibenamkannya kepalaku keselangkangannya. Serta akupun mulai menjilati vaginanya sembari duduk. Kuhisap serta kusedot-sedot cairan hangat yang keluar dari lubang vaginanya. Mbak Erna begitu senang dengan perlakuanku. 

Hari itu kami lakukan persetubuhan hingga senang, dengan beragam jenis style. Sungguh mengagumkan Mbak Erna, walau tinggal dikampung. Namun dalam hal bersetubuh dia tidak kalah dengan orang kota. Memanglah sungguh nikmat istri Mas Iwan. Vagina serta lubang anusnya serupa enaknya. Membuatku ketagihan menyetubuhinya. 

Tidak merasa telah sebulan saya liburan dikampung Mas Iwan. Malam-malam yang kulewati berbarengan Mbak Erna serta Tante Sari bikin saat sebulan merasa cepat sekali. Telah waktunya saya kembali kekotaku, lantaran tiga hari lagi saya mesti ke sekolah. 

Waktu pergi dari kampung Mas Iwan, saya tak sendirian. Ada Vivi, anak kandung Tante Sari temaniku. Gadis cantik berkulit putih serta bertubuh langsing ini, baru tamat SMP serta bakal meneruskan SMU di kota. Tante sari memohon tolong padaku supaya mengantarkan Vivi, mencari tempat tinggal kost di dekat sekolah. 

Dengan meniti dua jam perjalanan, sampailah kami di kota. Serta sesudah berpuar-putar cukup lama, pada akhirnya kudapatkan tempat tinggal kost untuk Vivi. Yang memiliki tempat tinggal yaitu seseorang janda cantik berumur sekitaran 32 th., namanya Yeni. Sesudah memberi kunci kamar pada Vivi, Tante Yeni meninggalkan kami berdua. 

Setelah menolong Vivi mengangkat barang-barangnya kedalam kamar, saya terasa haus. Kusuruh Vivi ke warung untuk beli minuman. Sembari duduk menanti kehadiran Vivi, iseng-iseng kunyalakan VCD. Ngawur saja kusetel satu diantara film. Saya terperanjat, nyatanya berisi film porno. 

Adegan-adegan difilm itu, menghidupkan nafsu birahiku. Kurasakan batang penisku mengeras serta berdiri tegak dibalik celanaku. Kuturunkan celanaku, serta kukeluarkan batang penisku. Kuelus-elus serta kukocok-kocok batang penisku. Karena sangat asyiknya saya mengocok-ngocok batang penisku, hingga kehadiran Vivi tidak kurasakan. 

Mas, Doni lagi ngapain, nada Vivi mengagetkanku. Akh, tidak ngapa-ngapain, sahutku. Apa itu? tanyanya lagi sembari memandangi celanaku. 

Astaga! Saya lupa menambah celanaku. Hingga Vivi dengan terang lihat penisku yang tengah berdiri tegak. Terasa telah kepalang basah, kulanjutkan saja mengocok penisku. 

Anda dapat membantuku Vi?, tanyaku. Bantu apa Mas?, tuturnya balik ajukan pertanyaan. Kocokkin penisku Vi, pintaku. 

Vivi menganggukkan kepalanya sinyal sepakat. Kutarik tangannya serta kuletakkan di atas penisku. Vivi yang juga telah terangsang akibat turut nonton film porno, menggenggam batang penisku. Dengan lembut dia mengelus-elus dari kepala hingga kepangkal penisku. Saya terasa seperti melayang. 

Saya melepas semua bajuku sembari memeluk badan Vivi yang tengah mengocok penisku. Kutarik kaosnya serta kususupkan tanganku kebalik BHnya. Kuraba-raba buah dadanya. Perlahan buah dadanya mengeras. 

Cukup lama saya meraba-raba buah dadanya, lalu kutarik Bhnya sampai lepas. Sesudah lepas, terlihatlah buah dadanya yang padat serta mengeras. Saya meneruskan lagi meremas-remas buah dadanya. Vivi mendesah-desah rasakan nikmat, tangannya makin cepat mengocok penisku. 

Sekitaran lima belas menit berlalu kami bertukar posisi. Sembari menarik rok mininya, kodorong badannya sampai terlentang diranjang. Cuma celana dalamnya saja yang menempel menutupi selangkangannya. Kutindih badannya dari atas lantas kukecup bibirnya, kujulurkan lidahku isi rongga mulutnya yang terbuka. Vivi menyambutnya dengan hisapan yang tidak kalah hebatnya. 

Sesudah cukup lama berpagutan, kuputar badanku. Membuat posisi 69. Selangkanganku ada di atas berwajah, sedang selangkangannya ada di bawah wajahku. Kujulurkan lidahku menjilati sisi bawah perutnya, sembari tanganku melepas celana dalam Vivi. 

Vivi mengangkat pantatnya mempermudah saya melepas celana dalamnya serta meleparkannya ke lantai kamar. Lidahku bergerak turun menyapu bibir vaginanya yang ditumbuhi bulu-bulu tidak tebal. 

Ohh.. Mas don.. Enakk, desahnya saat saya mulai menjilati vaginanya yang basah, membuatku makin semangat menjilati vaginanya. Kucucuk-cucuk serta kusedot-sedot klitorisnya yang sebesar biji kacang. 

Waktu saya menjilati lubang vaginanya, Vivi juga tengah asik menjilati penisku. Sembari tangan kirinya mengocok-ngocok pangkal penisku sedang tangan kanannya mengelus-elus buah pelirku dengan lembut. Tidak lama kemudian Vivi memasukkan penisku ke mulutnya.

Nyaris semua batang penisku masuk ke mulutnya. Kudorong pantatku ke atas serta ke bawah, hingga penisku keluar masuk dimulutnya. 

Tidak merasa telah dua puluh menit berlalu. Saya bangkit serta berdiri dilantai kamar. Kutarik badannya, sampai pantatnya ada di pinggir ranjang. Ke-2 pahanya kubuka lebar-lebar. Kuarahkan penisku pas ke lubang vaginanya. 

Ja.. Janganlah.. Mas, saya masihlah perawan, tuturnya. 

Saya tidak memperdulikan kata-katanya. Kudorong maju pantatku sampai kepala penisku menyeruak masuk. Vivi berteriak lebih keras saat saya mendorong lebih keras serta penisku menembus selaput daranya. Akupun lebih semangat mendorong pantatku serta amblaslah semua batang penisku ke lubang vaginanya yang begitu sempit. Penisku terasanya dijepit sempitnya lubang vaginanya. Sebagian detik kubiarkan penisku didalam vaginanya. 

Kupandangi berwajah yang meringis menahan sakit. Dengan perlahan kuangkat pantatku lantas kuturunkan lagi. Bikin penisku keluar masuk dilubang vaginanya. Saya rasakan nikmat yang mengagumkan. Beginikah rasa-rasanya menyetubuhi seseorang perawan. 

Ohh.. Mas.. Enakk, desahnya yang mulai merasakan 

Enaknya disetubuhi. Pantatnya digerakkan naik turun selaras gerakkan pantatku. Rasa sakitnya sudah hilang bertukar dengan rasa nikmat. Sekitaran tiga puluh menit berlalu, kurasakan vaginanya berkedut-kedut serta otot-otot vaginanya menegang. Tangannya mencengkeram seprei dengan keras. 

Ohh.. Mas.. Akuu.. Mauu, desahnya terputus. Ingin keluar sayang, sahutku. Vivi mengangguk sembari tersenyum. Saya juga Vi, imbuhku. Makin cepat kudorong-dorong pantatku. A.. Akuu.. Ke.. Luarr, teriaknya lantang. 

Kurasakan cairan hangat merembes didinding vaginanya. Sedetik lalu kurasakan penisku berkedut-kedut. Serta Crott! crott! crott! Kutumpahkan sperma yang begitu banyak dilubang vaginanya. Serta badanku ambruk menindih badannya. 

Anda menyesal Vi, tanyaku sembari tersenyum senang, lantaran baru kesempatan ini saya menyetuBHi seseorang perawan. Tidak Mas, semuanya telah berlangsung, sahutnya. Anda ingin lagi khan, godaku. Vivi tersenyum padaku, senyum penuh makna. 

Kurang lebih satu jam kami tertidur. Akupun terbangun serta bergegas ke kamar mandi bersihkan tubuh. Mengingat peristiwa tadi, bersetubuh dengan Vivi, bikin nafsu birahiku bangkit lagi. penisku yang tadi sudah layu, saat ini tegang serta mengeras. 

Sesudah mengelap badanku dengan handuk akupun bergegas ke kamar, di mana Vivi tengah tertidur nyenyak. Serta ia terbangun saat saya lagi asik menjilati lubang vaginanya. 

Oh.. Mas.. Apa yang anda kerjakan, tanyanya. Saya pingin setubuhi anda lagi sayang, sahutku sembari tersenyum. 

Vivi buka ke-2 pahanya lebar-lebar, hingga saya lebih leluasa menjilati vaginanya. Sebagian menit berlalu kusuruh dia menungging. Saya mengambil posisi dibelakangnya. Dari belakang, saya menjilati lubang anusnya, sembari tanganku mencucuk-cucuk lubang vaginanya. 

Sesudah kurasa cukup, kuarahkan penisku ke lubang vaginanya. Serta saya mulai mendorong maju pantatku. Sedikit untuk sedikit penisku masuk ke lubang vaginanya. 

Makin lama makin dalam penisku memasukinya, hingga semuanya amblas, tertelan lubang vaginanya. Akupun mendorong pantatku maju mundur, bikin penisku keluar masuk dari lubang vaginanya. 

Ohh.. Nikk.. Matt.. Mas.. Enakk, jeritnya tertahan. Sekitaran tiga puluh menit berlalu, kutarik penisku dari lubang vaginanya sampai lepas. Lalu kugenggam penisku serta kuarahkan ke lubang anusnya. 

Janganlah, Mass sakitt, ja.. jeritnya sembari meringis. Belum habis dia bicara, kudorong pantatku dengan keras. Serta Bless! Semua batang penisku masuk ke lubang anusnya.

Kukocok lubang anusnya dengan irama pelan makin lama makin cepat, sembari tanganku mencucuk-cucuk lubang vaginanya. Serta Vivipun rasakan sensasi yang mengagumkan dikedua lubangnya. Jeritan-jeritannya bertukar dengan desahan-desahan nikmat penuh nafsu. 

Saya makin semangat mendorong-dorong pantatku, saat kurasakan bakal meraih orgasme. Sepuluh menit lalu penisku menyemburkan sperma di dalam anusnya. Serta tidak lama berselang Vivi menyusul, badannya mengejang hebat. Lalu Vivi terkulai lemas serta tertidur. 

Saya lalu berdiri serta kenakan celanaku. Waktu saya bakal mengambil handuk kedalam lemari, tanpa ada berniat saya melihat keluar jendela. Samar-samar saya lihat sesosok bayangan wanita yang tengah berdiri di balik jendela kamar. Rupanya orang itu tengah mengitip saya serta Vivi yang tengah bersetubuh dari balik tirai yang lupa saya tutup. 

Waktu saya keluar mencarinya, wanita itu bergegas pergi. Saya membuntuti wanita itu. Lihat potongan badannya dari belakang saya meyakini bila wanita itu yaitu Tante Yeni, ibu kostnya Vivi. Serta saya keyakinanku makin kuat, waktu wanita itu masuk kekamar tidur Tante Yeni serta segera tutup pintu. Saya jalan mendekat serta berdiri di depan pintu kamarnya. 

Saya mengintip dari lubang kunci. Serta memanglah benar, wanita yang tadi mengintipku yaitu Tante Yeni. Hingga di dalam kamar Tante Yeni melepas semua bajunya. Saya terkesima lihat badan Tante Yeni yang putih mulus serta sexy, walau telah berusia sebaya ibuku. Bikin jantungku berdetak kencang. Nafsu birahiku yang barusan tersalurkan berbarengan Vivi, perlahan bangkit lagi. 

Panorama setelah itu lebih seru lagi. Tante Yeni merebahkan badannya di atas ranjang dengan ke-2 kaki terbuka lebar-lebar, memerlihatkan indahnya bentuk vaginanya. Tante Yeni meremas-remas buah dadanya sendiri dengan tangan kirinya. 

Perlahan-lahan buah dadanya mulai mengeras. Sedang tangan kanannya meraba-raba selangkangannya. Desahan-desahan nikmat keluar dari bibirnya, membuatku makin tidak tahan. Batang kemaluanku telah berdiri tegak. 

Dengan begitu hati-hati, saya buka pintu kamarnya. Serta nyatanya tak terkunci. Sembari melepas celanaku, saya jalan mengendap-endap mendekatinya. Tante Yeni yang tengah asik meraba-raba badannya sendiri, tidak paham bila saya masuk ke kamarnya. 

Tanpa ada fikir panjang lagi, saya selekasnya menindihnya. Tante Yeni begitu terperanjat lihat kehadiranku. Saya selekasnya menyumpal mulutnya yang tengah Terbuka waktu dia akan berteriak dengan mulutku. Serta saya segera melumatnya. Tante Yeni yang tengah dirasuki nafsu birahi, membalas lumatanku dengan pagutan-pagutan yang tidak kalah hebatnya. 

Cukup lama saya melumat bibirnya, lalu saya menjilati lehernya, selalu turun ke buah dadanya yang telah mengeras. Ke-2 buah dadanya saya jilati dengan cara bertukaran, bikin desahannya makin keras. Saya menyudahi jilatanku pada ke-2 buah dadanya, kemudia saya berlutut di pinggir ranjang, di antara ke-2 kakinya. Tanganku yang nakal mulai meraba-raba bibir vaginanya yang dicukur bersih. 

Tanpa ada berpikir lama, saya menjulurkan lidahku, menjilati, mengisap serta sesekali kumasukkan lidahku ke lubang vagina Tante Yeni serta lidahku menari-nari didalam lubang vaginanya. Tante Yeni mengangkat-angkat pantatnya, menyongsong jilatanku. 

Rintihan-rintihan kecil keluar dari mulutnya setiap saat lidahku menghujam lubang vaginanya. Sewaktu dia tengah nikmati jilatanku, saya memasukkan jari-jariku kedalam lubang vaginanya. Sembari sesekali saya menjilati lubang anusnya. Tante Yeni begitu nikmati perlakuanku, dia menghimpit kepalaku serta membenamkannya diselangkangannya. 

Sepuluh menit berlalu, saya menyudahi jilatanku. Saya lalu berdiri, sembari menarik pinggulnya ketepi ranjang, ke-2 kakinya kubuka lebar-lebar. Tanpa ada menghabiskan waktu lagi, batang kemaluanku yang telah tegang dari tadi segera kuhujamkan ke lubang vaginanya. 

Tante Yeni menjerit waktu batang kemaluanku yang besar serta panjang menerobos masuk ke lubang vaginanya. Saya rasakan jepitan bibir vaginanya yang demikian seret. Saya mulai menggerakkan pantatku maju mundur. Tante Yeni begitu nikmati tiap-tiap gerakkan pantatku, dia menggeliat serta mendesah disetiap gerakan kemaluanku keluar masuk dari lubang vaginanya. 

Saya makin mempercepat memaju mundurkan pantatku waktu Tante Yeni memerlihatkan sinyal tanda orang yang ingin orgasme. 

Ohh.., Don.., akuu.., ingin.., keluarr, jeritnya cukup keras. Tante Yeni menggelinjang hebat, ke-2 pahanya menjepit pinggangku. Rintihan panjang keluar dari mulutnya waktu klitorisnya memuntahkan cairan kesenangan. 

Saya rasakan cairan hangat yang meleleh disepanjang batang kemaluanku. Saya membiarkan Tante Yeni beristirahat sembari nikmati orgasmenya. Sesudah Tante Yeni sukses kuasai dianya, tanpa ada menghabiskan waktu lagi saya membalikkan badannya dalam posisi menungging. 

Lantas saya menciumi pantatnya. Tante Yeni mengeliat menahan geli waktu lidahku menelusuri vagina serta anusnya. Lalu saya meludahi lubang anusnya sekian kali. Sesudah kurasakan daerah itu betul-betul licin, saya menuntun batang kemaluanku dengan tangan kiriku sesaat tangan kananku buka lubang anusnya. 

Tante tidak bereaksi apa-apa serta membiarkan saja apa yang kulakukan. Perlahan-lahan kudorong pantatku. Tante Yeni merintih sembari menggigit bibirnya menahan rasa perih akibat tusukan kemaluanku pada lubang anusnya yang sempit. Sesudah sekian kali mendorong serta menarik pada akhirnya semua batang kemaluanku masuk ke lubang anusnya. 

Sembari nikmati jepitan lubang anusnya, saya mendiamkan sebentar batang kemaluanku di sana untuk menyesuaikan. Tante Yeni menjerit waktu saya mulai menghujamkan kemaluanku. Badannya terhentak-hentak saat sodokkanku jadi tambah kencang serta kasar. 

Sembari selalu tingkatkan irama sodokkan, tanganku dengan kasar mencucuk-cucuk lubang vaginanya. Akibat menahan sensasi nikmat ditengah-tengah rasa ngilu serta perih pada ke-2 lubang bawah badannya, Tante Yeni hingga menangis. 

Setiap saat saya menyodokkan kemaluanku ke lubang anusnya, dia mengaduh tetapi dia tidak ingin saya menyudahinya. Hingga pada akhirnya kurasakan satu perasaan yang begitu nikmat mengaliri sekujur badanku. 

Saya mengerang panjang, waktu alami orgasme yang pertama. Tanganku mencengkeram keras pantatnya. Saya menumpahkan semua spermaku di dalam lubang anusnya. Badanku menegang sebagian waktu, lalu terkulai lemas. Selang beberapa saat Tante Yeni menyusul, dia mengeram sembari tangannya mencengkeram bantal kuat-kuat. Cairan hangat serta kental meleleh dari lubang vaginanya. 

Dengan nafas yang masihlah memburu serta badan yang masihlah lemas, Tante Yeni bangkit lalu duduk di pinggir ranjang. Dia mencapai batang kemaluanku lantas memasukkan ke mulutnya. 

Tante Yeni menjilati beberapa bekas sperma yang masihlah blepotan dibatang kemaluanku hingga bersih tanpa ada tersisa setetespun. Tante Yeni tersenyum senang rasakan nikmat yang telah cukup lama tak dirasakannya, mulai sejak dia bercerai dengan suaminya. 

Tanpa ada malu-malu dia memohon saya supaya menyutubuhinya lagi. Saya menuruti permintaannya, kami bersetubuh hingga pagi. Hingga kami betul-betul kelelahan. Pagi-pagi sekali saya meninggalkan Tante Yeni yang masihlah tidur tanpa ada baju serta masuk kekamar Vivi. 

Di mana Vivi juga tengah tidur nyenyak. Saya kenakan semua bajuku, lalu pergi tanpa ada pamit. Meninggalkan beberapa masa lalu nikmat buat mereka berdua. Sekali saat saya berkunjung ke Tante Yeni serta Vivi untuk nikmati lagi badan mereka.

Cerita Sex 2016 | Cerita Dewasa | Cerita Mesum | Cerita Ngentot | Cerita Tante Sange | Cerita ABG Bispak | Cerita Memek Perawan | Cerita Sedarah | Cerita Telanjang | Tips Bercinta | Foto Hot Bugil

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com